Monday, November 01, 2010

...tentang ruang dan waktu

Apa yang akan kau lakukan jika kau hanya punya waktu 3x24 jam dari sekarang untuk bersama seseorang yang ( mulai ) kau sayang?
Belum...belum terlalu sayang, bukan pacar dan intensitas rasanya belum dapat ditakar

Saya?

Sejujurnya saya juga ngga tahu, mau apa, mau gimana. Yang saya tau, dia akan pergi menembus angkasa, melintasi awan dan memulai hidupnya tanpa saya di daerah yang namanya baru saja saya dengar.
Sedih? ah, terlalu melankolis untuk seseorang yang baru saya kenal 3 minggu belakangan, baru menghabiskan 500 rb untuk tagihan telepon dan 1 kali pertemuan perdana.

Lalu apa namanya?
Ngga tau, saya sungguh ngga tau...
Yang saya rasakan sekarang seperti melayang jauh tanpa menjejak, hampa...tanpa rasa

Kemarin kami menghabiskan setengah hari bersama
Berjanji bertemu di sebuah pertokoan yang memiliki studio XXI dan tempat makan untuk dikunjungi.
Kami memesan 2 tiket untuk pertunjukan sore, di 17.20 tepatnya dan masih ada waktu sekitar 20 menit untuk masuk. Kami menyimpannya dalam cerita singkat, chit chat ngga penting sebagai prolog.
Dia menikmati film yang diputar, sementara saya lebih banyak bingung dengan adegan yang terlalu banyak tembak menembak itu. Sesekali kami tak sengaja bersentuhan, seperti sepasang magnet yang coba saling menghindari gesekan yang timbul akibat daya tarik menarik.

Saya menemukannya bercerita dalam nyaman setelah film usai.
Menemani makanan yang tersaji dia bercerita banyak, termasuk dilemanya untuk pergi ke luar dari tempatnya sekarang. Bilang saya GR, tapi dia seperti mulai ragu ketika kami semakin intens mengobrol dan menjadi dekat.
Saya bilang saya sedih dia pergi, tapi saya ngga punya hak untuk melarangnya pergi...saya orang baru
Dan ia seperti menemukan nyaman ketika tanpa sungkan menghabisakan makanan yang saya pesan, ah...

Ada rengkuhan hangatnya sedikit pada saya
Cara dia menjaga saya ketika menyebrang, cara dia menunggu saya ketika harus melompati parit dan cara dia menunggu saya sampai di sisinya, saya suka...
Pun ketika dia menemani saya menanti angkot yang ingin saya naiki datang, memeluk pinggang saya dan merengkuhnya dalam amannya, saya meleleh...

Hari ini ceritanya berubah,
3 bulan dia akan pergi dan belum bisa kembali
Saya cuma bisa diam

Kini kami sedang bersiap untuk bersahabat dengan terbatasnya ruang dan waktu
Tidak saling berjanji apa-apa sepertinya lebih baik, mungkin kalau saya bisa mengintip sedikit skenario Tuhan saya bisa ambil ancang-ancang mau melakukan apa tapi ternyata skenarionya terlalu terjaga rapat.
Baiklah,
Kita jalani saja peran ini sekarang, mungkin besok atau lusa ada orang lain lagi yang akan masuk sebagai pemeran tambahan. Bisa jadi dia lebih baik dari yang saya kenal sekarang, bisa jadi dialah akhir cerita saya tanpa batas ruang dan waktu

No comments: